Jumat, 15 Oktober 2010

5 tips mengatasi masalah

Dalam hidup, masalah pastilah selalu ada. Namun tak ada persoalan yang tak mungkin diatasi. Dan kita sebagai manusia memegang peran kunci dalam mengatasi suatu masalah. Seperti yang dinantikan Mas Alhijr Adwitiya di sini. Semoga posting berisi tips-tips sederhana ini dapat menjadi renungan berharga bagi kita bersama. Untuk kemudian kita ACTION-kan dalam kehidupan sehari-hari kita.Silakan simak lima tips mengatasi masalah hidup dengan mengoptimalkan kekuatan dari dalam diri kita sebagai sumber solusinya.
  • The Power of Kepepet. Terkait khususnya dengan sikap suka menunda pekerjaan, salah satu cara mengatasinya dengan menggunakan the power of kepepet. Katakan pada diri kita kalau kita punya waktu tak lama. Mungkin lima menit atau 10 menit untuk menyelesaikan pekerjaan yang harus kita lakukan. Bahkan mungkin dengan pernyataan yang lebih ekstrem, katakan kalau mungkin ini aktivitas terakhir yang bisa kita lakukan di dunia ini. Saya yakin kita akan melakukannya dengan penuh kesungguhan dan tak ada lagi penundaan. Waktu yang singkat akan menekan kita bekerja cepat. Dalam situasi kepepet kita kerap bisa bertindak luar biasa.
  • Cintai Apa yang Anda Lakukan. Apapun profesi atau pekerjaan anda, dan apapun yang anda lakukan, lakukanlah itu dengan penuh kecintaan. Bila kita mencintai apa yang kita lakukan, tak ada kata malas, tak ada kata payah, tak ada kata putus asa. Lakukan yang anda suka dan kebahagiaan akan mengikuti anda. Bisa dalam bentuk uang atau hal lain yang jauh lebih membahagiakan yang tak dapat ditukar hanya sekedar oleh harta.
  • STOP Berpikir Negatif. Positif dan negatif merupakan kedua hal yang selalu akan berdampingan sampai kapanpun. Namun bila kita selalu hanya terjebak dalam kubangan pikiran negatif tak akan pernah ada waktu untuk melihat sebuah persoalan dengan jernih. Misalkan saja kita berkata “ah ini kan sulit”, “mana mungkin saya bisa,” dan segala macam pernyataan sejenis yang hanya melihat aspek negatif suatu hal.
    Segera alihkan perhatian anda pada hal yang positif. Pada peluang baik dan kesempatan positif dari setiap hal atau peristiwa yang terjadi. Bisa sebagai sebuah kesempatan untuk belajar, untuk menjadi insan yang lebih baik, untuk mendapatkan penghasilan tambahan, untuk membangun jaringan yang lebih luas, untuk meraih cita-cita anda, atau apapun itu.
    Kalau kita melihat sisi positifnya, dan bukan pada sisi negatifnya, ketakutan yang selama ini menjalar pada diri anda akan berkurang. Dan anda akan merasa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih optimis, dan penuh semangat.
  • Buat Komitmen. Kadang saya dengar pengkomentar yang misal mengetakan sedang kehilangan motivasi atau kurang bersemangat menjalani hidup. Kuncinya, berkomitmenlah secara jujur pada diri kita sendiri. Buat komitmen untuk menjalani hidup yang lebih baik dari detik ke detik, dari menit ke menit, dari jam ke jam, dari hari ke hari, dan dari satu aktivitas ke aktivitas berikutnya.
    Kemudian katakan komitmen itu pada orang-orang di sekitar anda. Ceritakan perkembangan atau kegiatan yang telah anda lakukan terkait komitmen anda sekecil apapun itu pada orang yang sudah anda beritahu tadi.
    Kita harus bertanggung jawab pada komitmen yang sudah dibuat. Jangan buat malu diri kita sendiri. Jadikan komitmen yang telah kita katakan sebagai penjaga semangat kita.
  • Mulai ACTION saja. Ya, selanjutnya ACTION saja. Saat mulai ACTION, berarti anda mulai bergerak. Tidak lagi berada di tempat yang sama. Anda sudah melakukan sebuah kemajuan. Sekecil apapun itu! Daripada hanya mengkhawatirkan hal yang tidak jelas atau berangan-angan tanpa pangkal ujung, mulai ACTION saja. Segalanya akan lebih mudah saat anda mulai ACTION.
Semoga bermanfaat bagi kita semua. Sambut Senin lusa penuh energi.
Tetap semangat dan terus ACTION!

Rabu, 13 Oktober 2010

RI Jajaki Pesawat Tempur Generasi 4,5

TEMPO Interaktif, Jakarta - Direktur Utama PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso mengatakan, Indonesia menjajaki pengembangan pesawat tempur generasi 4,5. “Kalau F-16 itu generasi ke 4, kalau F-35 buatan Amerika itu generasi  5, ini ditengah-tengahnya, Sukhoi itu masih generasi 4,” katanya di sela perhelatan Bandung Air Show, Kamis (23/9).
Menurutnya, rencana pengembangan pesawat itu masih menunggu hasil lanjutan MoU antara pemerintah  Indonesia dan Korea Selatan. Negara ginseng itu menawarkan Indonesia ikut nimbrung mengembangkan pesawat tempur yang berkode Korean Fighter X Programme (KFX).

Budi mengatakan, pemerintah Korea akan menanggung 60 persen biaya pengembangan pesawat, sejumlah industri dirgantara negara itu di antaranya Korean Aerospace Industry menanggung 20 persennya, dan pemerintah Indonesia 20 persen. Total biaya pengembangan selama 10 tahun untuk membuat prototype pesawat itu diperkirakan menghabiskan dana 6 miliar US Dollar.

Nasib rencana itu, papar Budi, bergantung dari hasil negosiasi antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan yang masih berlangsung. ”Diharapkan dalam 10 tahun, pada 2020 sudah ada suatu prototype jadi, nanti akan diproduksi bersama,” katanya.

Kerjasama itu pengembangan itu tidak sebatas share teknologi, tapi juga sampai ke tataran produksi masal. Pemeirntah Korea sebagai penanggung dana terbesar akan mendapat pembagian 80 persen dari produksi, dan Indonesia 20 persen.

Dia berharap kerjasama itu bisa terwujud. Lewat kerjasama itu, lanjutnya, Indonesia punya kesempatan untuk mengembangkan teknologi pesawat tempur dari dasarnya. ”Kalau dalam bidang industri penerbangan, Indonesia tidak kalah dengan Koera, sekarang Korea banyak beli pesawat dan industrinya menjadi subkontraktor, kaya kita bikin komponen buat Airbus,” kata Budi.

Budi menjelaskan, dalam teknologi pesawat tempur yang terpenting adalah penguasaan teknologi Avianik, seperti piranti lunak untuk kontrol pesawat. Sejumlah riset untuk pengembangan software itu sudah dikembangkan sebatas simulasi. ”Kita belu punya yang sampai proven, tapi kita teruskembangkan, ini kesempatan kita untuk melakukan yang real,” katanya.

Korea Selatan sendiri, menurutnya, jagonya untuk membuat hardware. Menurutnya, Korea Selatan terhitung negara yang serius dalam mengembangkan sesuatu. Dia mencontohkan, 15 tahun lalu negara itu mencanangkan riset pengembangan LCD dan saat ini hampir seluruh produk barang itu berasal dari Korea Selatan.

Budi mengatakan, ajakan kerjasama semacam itu bukan kali pertama. Sebelumnya negara itu sempat mengajak Indonesia untuk mengembangkah helikopter. Sayangnya, lanjutnya, tawaran itu tidak bisa diambil karean situasi PT DI yang tidak memungkinkan. Saat ini negara itu sudah mengganti semua helikopternya dengan buatan mereka sendiri.